Selamat datang di COSTING & MANAJEMEN PRODUKSI

Blog ini didedikasikan untuk para pemerhati dan praktisi dalam masalah cost, managerial accounting serta manajemen produksi. Satu disiplin ilmu yang saling terkait dalam perusahaan manufaktur. Disajikan dengan format tulisan yang populer dan ringan. Namun diusahakan untuk tidak kehilangan nilai pengetahuannya.

Sabtu, 06 September 2008

Keputusan Membuat atau Membeli : Hanya Faktor Financial ?



Pendahuluan

PT ABC dihadapkan pada dua pilihan ketika akan memproduksi barang X. Membeli dari supplier lain dengan harga Rp 5,500 atau memproduksi sendiri dengan perkiraan biaya sebesar Rp 5,250. AkhirnyaPT ABC memutuskan untuk memproduksi sendiri. Karena memang secara finansial itu yang lebih menguntungkan sebesar Rp 250 per unit.

Dalam aktivitas manufaktur, seringkali manajemen dihadapkan pilihan-pilihan jangka pendek dalam usaha untuk meningkatkan laba. Salah satunya adalah pilihan untuk memproduksi sendiri barang yang dipesan oleh customer (ataupun untuk memproses lebih lanjut sendiri barang yang dipesan). Atau Perusahaan mengorderkan kembali barang tersebut ke perusahaan lain (outsourcing). Berbagai hal dipertimbangkan untuk menentukan mana yang akan digunakan. Pada akhirnya, opsi mana yang paling murah lah yang biasanya akan dipilih seperti yang tercuplik dalam paragraf diawal tulisan ini.

Namun ternyata dalam kenyataannya tidak selalu opsi mana yang paling murah akan menjadi pilihan. Pemaparan-pemaparan dibawah ini akan menunjukkan mengapa faktor mana yang termurah bukan pilihan utama. Banyak faktor non finansial (kualitatif) akhirnya yang menjadi penentu keputusan yang akan diambil oleh manajemen.

Komponen-kompenen Biaya dalam Make or Buy Decision
Keputusan membuat atau membeli suatu barang dalam perusahaan manufaktur adalah salah satu keputusan yang strategis. Ini disebabkan karena terkait dengan utilitas kapasitas alat-alat produksi yang dimiliki dan profitabilitas yang ingin diharapkan oleh perusahaan. Jangan sampai terjadi, perusahaan membeli barang dari supplier, padahal kapasitas alat produksi masih minimum. Atau jangan sampai perusahaan memaksakan membuat sendiri barang yang kita butuhkan lalu menolak pesanan dari customer lain dikarenakan kapasitas mesin kita sudah terpakai. Padahal order tersebut justru memiliki peluang laba yang lebih tinggi. Karenanya perusahaan perlu juga memikirkan opsi untuk untuk mensubkontrakkan barang yang diproduksi sendiri itu, sembari menerima pesanan yang ditawarkan oleh customer baru tadi. Untuk itu analisa yang mendalam terhadap opsi membuat atau membeli ini perlu dilakukan dengan seksama.

Untuk melakukan analisa terhadap pilihan membuat ataupun membeli, manajemen biasanya memperhitungkan beberapa informasi biaya-biaya yang terkait. Informasi biaya-biaya tersebut adalah :

Informasi Biaya Differensial
Informasi biaya differensial ini adalah bagian dari informasi akuntansi manajemen yang berkaitan dengan keputusan manajemen untuk melakukan pemilihan alternatif strategis masa depan yang berkaitan dengan perbedaan biaya yang dikeluarkan, pendapatan yang akan didapat dan penurunan atau peningkatan kekayaan perusaaan (aktiva). Jadi bisa dikatakan, hal-hal yang diperhitungkan dalam penentuan membuat sendiri atau membeli ini , baik hal-hal yang terjadi ataupun yang tidak akan terjadi jika salah satu alternatif dipilih, adalah informasi biaya differensial.

Informasi Biaya Relevan
Informasi biaya relevan adalah bagian dari informasi biaya differensial yang menelaah biaya-biaya apa saja yang sesuai untuk diperhitungkan jika salah satu pailihan strategis diambil. Dalam keputusan untuk membuat atau membeli, informasi biaya relevan ini berbentuk biaya-biaya apa saja yang tejadi jika kita akan membuat suatu barang.

Begitu juga jika pilihan membeli yang diperhitungkan, maka biaya relevan adalah biaya-biaya apa saja yang terjadi jika kita akan membeli suatu barang. Misalnya harga pembelian, biaya pemesanan, biaya angkut dan bongkar muat barang, biaya administrasi surat menyurat, biaya import barang, dan sebagainya. Untuk memudahkan analisa, biasanya biaya-biaya terjadi ini disatukan dalam pos harga pembelian atau harga perolehan barang yang dibeli.

Informasi Biaya Tidak Relevan
Informasi biaya yang tidak relevan adalah informasi biaya yang terjadi dalam proses produksi, namun sebenarnya tidak ada kaitannya dalam pemilihan keputusan strategis. Artinya, opsi manapun yang akan dipilih (dalam hal ini membuat atau membeli), biaya ini akan tetap terjadi. Misalnya biaya depresiasi, gaji manager PPIC dan lain-lain. Karenanya pada saat melakukan analisa mempertimbangkan keputusan membuat atau memproduksi sendiri, biaya ini harus dikeluarkan lebih dahulu. Sehingga tidak termasuk dalam perhitungan biaya produksi sendiri.

Informasi Biaya Variabel
Informasi biaya variabel adalah informasi biaya yang sebanding dengan perubahan (naik turunnya) volume barang yang akan diproduksi. Biaya variabel ini bisa berupa biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung ataupun biaya overhead pabrik atau FOH (Contohnya adalah biaya listrik, pemakaian air, dan sebagainya). Informasi biaya ini harus disertakan dalam informasi biaya yang berkaitan dengan keputusan membuat atau membeli. Sebab biaya variabel ini adalah salah satu inti dari komposisi biaya produksi (komponen biaya dalam opsi membuat sendiri).

Informasi Biaya Tetap
Informasi biaya tetap merupakan informasi biaya yang jumlahnya tidak terkait dengan perubahan volume barang yang diproduksi. Biaya tetap ini dapat terkait atau relevan dengan keputusan untuk membuat atau membeli, namun bisa juga tidak terkait. Sehingga apapun opsi yang dipilih, biaya ini akan tetap terjadi (tak terhindarkan.).

Biaya tetap yang terkait dengan keputusan membuat atau membeli misalnya biaya sewa cetakan (dies) mesin produksi, Biaya pembuatan jig atau alat bantu proses produksi, biaya uji coba awal produksi dan sebagainya. Biaya ini akan terjadi jika keputusan membuat sendiri diambil. Namun terjadinya hanya saat awal produksi dan tidak terkait berapa banyak volume barang dibuat. Jadi berapa pun kuantitas yang akan dibuat, biaya ini tidak berubah. Sehingga, untuk pembebanan per unitnya berupa perkiraan umur berdasarkan jam pemakaiannya, perkiraan kuantitas yang akan dihasilkan, ataupun berdasarkan tarif alokasi.

Sedangkan biaya tetap yang tidak terkait dengan keputusan membuat atau membeli misalnya adalah gaji staf manjerial pabrik, biaya depresiasi, dan lain-lain. Namun pada kenyataannya keputusan yang diambil oleh manajemen tidak semata-mata hanya sebatas pilihan mana yang lebih memberi keuntungan finansial yang terbesar. Ada beberapa pertimbangan lain yang non finansial yang seringkali justru menjadi pertimbangan utama. Pemaparan berikut ini akan menjelaskan pertimbangan lain yang digunakan manajemen tersebut ketika memutuskan pilihan membuat sendiri atau membeli.

Product Life Cycle Pendek, Trend Model Barang akan Berubah
Untuk memenuhi permintaan customer, kadangkala kapasitas mesin produksi kita tidak mencukupi, sehingga ada pilihan untuk menambah kapasitas produksi dengan cara investasi mesin baru. Namun manajemen harus memperhitungkan kembali opsi investasi ini karena diperkirakan model barang yang dipesan ini akan berubah.

Barang dengan model baru itu nantinya tidak akan bisa diproduksi dengan mesin yang akan dibeli itu. Dengan product life cycle yang yang pendek ini, manajemen sulit mengharapkan tingkat pengembalian dari investasi yang maksimal. Sehingga pilihan hanya tinggal satu, yaitu mengorderkan kembali sisa barang dari kapasitas yang tidak mencukupi tersebut kepada supplier lain yang mempunyai kapasitas yang berlebih.

Sebagai contoh, PT AOA mendapatkan order dari PT ASM untuk membuat produk Kaca Spion Assy, yang salah satu komponenya adalah Stay Mirror yang terbuat dari besi baja dan diproses dengan berbagai jenis mesin pemotong dan bubut. Customer memberikan perkiraan bahwa barang yang dipesan ini hanya berlangsung dua tahun. Sebab setelah itu, trend model kaca spion tidak lagi menggunakan Stay Mirror, tapi cover kaca spion akan langsung menyatu dengan gagangnya yang terbuat dari bahan plastik. Sehingga produksi gagangnya ini tidak lagi menggunakan mesin pemotong dan bubut, namun menggunakan mesin injeksi plastik.

Karenanya jika PT AOA akan melakukan penambahan kapasitas dengan melakukan investasi pembelian mesin pemotong dan bubut tambahan, hanya akan dapat dipergunakan selama dua tahun. Setelah itu mesin akan menganggur. Padahal berdasarkan keputusan manajemen, aktiva tetap yang berupa mesin, harus didepresiasi selama lima tahun. Sehingga pada tahun ketiga hingga kelima, biaya depresiasi mesin potong dan bubut tetap terjadi walaupun tidak ada produksi.

Fasilitas Produksi Mengalami Kerusakan
Kondisi post majeur biasanya tidak bisa dihindari. Tanpa dapat dideteksi, fasilitas produksi yang dimiliki oleh perusahaan tidak dapat berfungsi atau rusak. Sehingga membutuhkan waktu untuk memperbaiki.

Karena permintaan customer sudah dijadwalkan dan tidak bisa ditunda waktunya, perusahaan kemudian mengalihkan produksi barang tersebut kepada supplier lain, walaupun dengan harga yang lebih mahal. Tindakan ini terpaksa dilakukan, karena perusahaan ingin menjaga reputasinya dimata customer sebagai perusahaan yang dapat memproduksi dan mengirim barang tepat waktu. Karena jika barang tersebut gagal dikirim, proses produksi di tempat customer akan menjadi tersendat atau bahkan berhenti sama sekali (line stop). Jika ini sampai terjadi, hal yang terburuk yang akan dialami perusahaan adalah customer mengalihkan ordernya ke perusahaan lain. Sehingga hilang atau berkuranglah sumber pendapatan (revenue) bagi perusahaan untuk mengelola perusahannya agar dapat terus berjalan.

Customer menunjuk Supplier Tertentu untuk Memproduksi Komponen Barang
Kadangkala customer mengorderkan barang yang dibutuhkan kepada perusahaan kita dengan berbagai macam syarat. Salah satu misalnya satu atau beberapa komponen material yang dipakai dalam proses produksi harus dibeli dari supplier tertentu. Persayaratan seperti ini biasanya terjadi karena :
1. Supplier tersebut memiliki reputasi yang baik dalam hal pembuatan komponen yang dibutuhkan untuk produksi. Reputasi tersebut dapat berupa kemampuan memproduksi yang baik dan efisien, juga bisa karena hak paten yang dimiliki
2. Supplier tersebut memiliki hubungan kepemilikan dengan customer. Sehingga dengan dilakukannya pembelian salah satu atau beberapa komponen ini, customer selain mendapatkan laba dan membantu perusahaan lain yang satu grup dengannya, juga bisa mengontrol harga beli produk dari perusahaan kita.

Sehingga dengan kondisi yang seperti ini, perusahaan mau tidak mau harus mengorder komponen yang dibutuhkan itu ke supplier tadi, walau mungkin perusahaan mampu membuat komponen tersebut dengan harga yang lebih murah.

Perusahaan Mengorderkan Kembali ke Perusahaan Affiliasi (Satu Grup)
Perusahaan kadangkala dihadapkan keharusan untuk membantu perusahaan lain yang satu grup atau seafiliasi dengannya. Walau sebenarnya perusahaan mampu membuat sendiri sebagian atau keseluruhan komponen barang yang dipesan oleh customer. Ini dimaksudkan untuk membantu perusahaan itu yang sedang kelebihan kapasitas akibat menurunnya order dan mengurangi bebannya agar tidak sampai mengalami kebangkrutan. Arahan ini biasanya langsung diberikan oleh pimpina perusahaan (CEO). Karena tanpa arahan seperti ini, bagian purchasing biasanya enggan atau tidak berani untuk mengorderkan kembali pesanan barang ini kepada perusahaan affliasi tersebut.

Penutup
Keputusan membuat sendiri atau membeli dari supplier adalah salah satu keputusan strategis jangka pendek yang sering diambil oleh manajemen. Biasanya keputusan yang diambil ini berdasarkan analisa mana yang lebih memberi keuntungan secara finansial. Analisa ini dilakukan dengan membandingkan informasi biaya-biaya yang akan terjadi terhadap dua pilihan ini yang disebut dengan informasi biaya deferensial. Dalam analisa biaya defferensial, informasi biaya yang tidak relevan harus dikeluarkan. Sebab biaya yang tidak relevan itu akan tetap terjadi apapun pilihan yang diambil oleh manajemen.

Namun kadangkala keputusan yang diambil oleh manajemen tidak semata-mata berdasarkan mana yang lebih menguntungkan. Product life cycle yang pendek dan tidak sebanding dengan umur ekonomis dari investasi alat-alat produksi yang dilakukan, fasilitas produksi yang mengalami kerusakan, tekanan dari customer untuk menggunakan produk dari supplier tertentu, dan arahan pemimpin perusahaan untum membantu perusahaan affiliasi adalah hal-hal yang akhirnya membuat keputusan membuat atau membeli itu, tidak semata-mata hanya berdasarkan aspek mana yang lebih menguntungkan saja.